Sawah bagi saya adalah tempat yang penuh kenangan, penuh makna dan penuh dengan cerita. Saya dibesarkan di pematang sawah, bermain di sawah dan makan dari hasil menanam padi di sawah. Sawah, selalu menjadi salah satu tempat yang selalu saya datangi ketika saya pulang ke kampung halaman. Selain aroma “leutak”-nya (lumpur) yang khas sawah juga memiliki banyak aneka kekayaan alam mulai dari ikan-ikan kecil (endol, burayak, julung-julung), keong-keongan (tutut, kijing, remis de el el), belut dan banyak lagi.

Dibanyak tempat keberadaan sawah semakin sedikit saja tergerus oleh keangkuhan beton pondasi bangunan, sedih rasanya menyaksikan sawah-sawah diuruk diratakan dengan begitu angkuhnya. Mungkin mereka yang membumi hanguskan sawah tak lagi peduli dengan kegunaan sawah, tak lagi memikirkan betapa sawah sangat berguna untuk kehidupan mereka.
Sawah selain menghasilkan sumber karbohidrat utama bangsa indonesia yaitu beras, juga menghasilkan sumber protein hewani seperti belut, ikan, keong-keongan dan lain-lain. Jadi betapa bermanfaatnya sawah bagi kehidupan kita. Masih kita tega membumi hanguskan sawah?
Saya bersyukur di Kampung saya keberadaan sawah masih dilindungi dan dilestarikan oleh warganya. Menjaga dan melindungi sawah berarti ikut menjaga lingkungan, ikut melestarikan bumi. Alasannya sederhana, tidak akan ada sawah tanpa ada air. Dan air akan selalu tersedia ketika mau melestarikan alam sekita kita, seperti menanam pohon, menjaga sungai, dan tidak merusak alam.
Dari itu, mari kita lestarikan sawah. Lestarikan alam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar